Page Nav

HIDE

Post Snippets

FALSE
HIDE_BLOG
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hartarto ungkap beberapa peluang pemulihan ekonomi Indonesia pada 2021

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. POKROL - Indonesia akan memil...

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021.

POKROL - Indonesia akan memiliki beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pemulihan ekonomi dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen pada tahun 2021, ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

“Tahun 2021 sudah saatnya kembali bekerja, mengembangkan usaha lagi, optimis memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi,” kata Menteri Hartarto pada pertemuan Outlook Perekonomian Indonesia 2021 di Jakarta, Selasa 22 Desember 2020. 

Vaksin COVID-19 akan menjadi pengubah permainan bagi ekonomi nasional di tengah pandemi dan memberikan peluang untuk meningkatkan pemulihan ekonomi pada 2021, katanya.

 "Sesuai arahan Presiden, vaksinasi bisa dilakukan akhir Januari," imbuhnya.

Pemerintah Indonesia telah mengimpor 1,2 juta dosis vaksin Sinovac dari China dan dijadwalkan memperoleh bahan baku untuk 15 juta dosis lagi pada Desember 2020, dan 1,8 juta dosis vaksin pada Januari 2021.

Selain program imunisasi, kata Hartarto, penerapan UU Cipta Kerja juga menjadi peluang untuk mendorong pemulihan ekonomi pada 2021.

Pemerintah saat ini sedang menyusun daftar prioritas investasi dan tengah mengupayakan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang didukung oleh sejumlah negara dengan modal awal hingga US $ 6 miliar, ujarnya.

Menko Perekonomian menambahkan, peluang lain yang dapat mendongkrak perekonomian adalah program ketahanan pangan, pengembangan kawasan industri, program wajib B-30 yang mencakup 17 juta tenaga kerja, program padat karya, dan pengembangan ekonomi digital.

“Saat ini perkembangan ekonomi digital mencapai US $ 40 miliar, yang potensi pada tahun 2025 sebesar US $ 133 miliar di Indonesia dan US $ 150 miliar di ASEAN,” ujarnya.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat, seperti penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada Desember mencapai level 6.100, ujarnya.

Pemulihan di sektor manufaktur juga terlihat dari membaiknya Purchasing Managers 'Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang saat ini berada di level 50,6, ujarnya.

Beberapa sektor yang tumbuh selama pandemi juga akan menjadi pendorong pertumbuhan, antara lain pertanian, informasi dan komunikasi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan, tambahnya.

Dari sisi komoditas, CPO, nikel, dan logam mulia yang menjadi safe haven saat terjadi pandemi, serta peluang lainnya di pasar ekspor, termasuk penandatanganan perjanjian perdagangan RCEP antara negara ASEAN dengan mitra dagang, termasuk China, Jepang, Australia dan Selandia Baru, juga akan membantu pemulihan ekonomi, kata menteri.

Begitu pula dengan kerjasama antara Indonesia dan EFTA di Eropa, Australian CEPA, Korean CEPA dan perpanjangan GSP tentunya dapat mendorong peningkatan perjanjian perdagangan terbatas. Kerja sama ini mendorong kinerja ekspor dan meningkatkan posisi Indonesia di nilai global. rantai, ”tambahnya. (Ant)

Tidak ada komentar

Thank you for your kind comment, we really appreciate it.