Page Nav

HIDE

Post Snippets

FALSE
HIDE_BLOG
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kepala BMKG: Konsep Pariwisata Banyuwangi Bantu Cegah Perubahan Iklim

  Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. POKROL, Banyuwangi - Konsep ekowisata yang diterapkan di ...

 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

POKROL, Banyuwangi - Konsep ekowisata yang diterapkan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sejalan dengan upaya penanganan dampak buruk perubahan iklim, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

“Banyuwangi menjadikan pegunungan sebagai destinasi wisatanya. Selain itu, kabupaten ini juga telah menyelenggarakan event sport pariwisata ramah lingkungan, seperti lomba bersepeda dan lari,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Banyuwangi, Minggu 31/12/2023.

Dwikorita menilai, kabupaten tersebut merupakan percontohan daerah yang berhasil mengedepankan gaya hidup ramah lingkungan dengan memanfaatkan kegiatan wisata alam.

“Saya mendapat kesan tersendiri saat berkunjung ke Banyuwangi, karena kawasan ini auranya lebih menyegarkan. Banyuwangi sukses menjadi destinasi (pariwisata) nasional dengan tetap setia pada konsep (pariwisata),” ujarnya.

Kepala BMKG menggarisbawahi, perubahan iklim telah menjadi ancaman bagi planet bumi yang menyebabkan kenaikan suhu rata-rata permukaan dunia yang pada akhirnya berujung pada cuaca ekstrem.

Menurut para ahli, tambahnya, dunia perlu memastikan bahwa kenaikan suhu tidak melebihi 1,5 derajat Celcius sebelum tahun 2100 untuk mencegah cuaca ekstrem yang lebih buruk lagi melanda dunia.

Namun, Organisasi Meteorologi Dunia telah mengumumkan bahwa suhu dunia telah meningkat sebesar 1,4 derajat Celcius, katanya.

“Tren ini menimbulkan kondisi ekstrem, seperti semakin seringnya frekuensi cuaca ekstrem. Perubahan cuaca, banjir, dan tanah longsor merupakan dampak dari pemanasan global,” jelasnya.

Ia kemudian menunjukkan bahwa para ahli telah meramalkan bahwa dunia diperkirakan akan menghadapi krisis air pada dekade mendatang dan krisis pangan pada tahun 2050 jika masyarakat tidak mulai menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

“Oleh karena itu, kita perlu mulai menerapkan gaya hidup yang lebih baik, mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan, dan menerapkan pola pikir ramah lingkungan,” tandasnya.

Dwikorita kemudian menyatakan dukungannya terhadap konsep ekowisata di Banyuwangi, dan mencatat bahwa kabupaten tersebut telah berhasil menerapkan konsep tersebut dengan sungguh-sungguh.

Ia menilai konsep hijau telah membantu Banyuwangi mendongkrak perekonomian dan menekan angka kemiskinan.

Ia juga mengapresiasi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani atas keberhasilannya merancang dan menerapkan kebijakan yang mengedepankan gaya hidup ramah lingkungan.

“Saya akan mengundang Bu Bupati untuk berbicara di forum internasional yang menyoroti peran perempuan dalam mendorong gaya hidup ramah lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Fiestiandani menegaskan, Banyuwangi selama ini konsisten mengembangkan potensi wisatanya dengan mengedepankan konsep ekowisata.

Ia juga bercerita tentang pertemuannya dengan Dwikorita BMKG pada 24 Desember dan mendapat pengarahan mengenai langkah pemerintah kabupaten dalam memaksimalkan potensi pariwisata Banyuwangi.

“Kami sadar betul bahwa Banyuwangi memiliki potensi alam yang bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, kami tidak akan menjadikan kabupaten ini sebagai destinasi wisata metropolitan,” ujarnya.


Temukan berita dan konten POKROL lainnya di Google News.

Tidak ada komentar

Thank you for your kind comment, we really appreciate it.