Page Nav

HIDE

Post Snippets

FALSE
HIDE_BLOG
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Polda Metro Jaya menahan 455 pendukung Shihab karena menolak tes COVID

  Massa aksi FPI 1812 POKROL - Polda Metro Jaya menahan 455 pengikut Rizieq Shihab karena menolak tes cepat COVID-19 selama unjuk rasa ...

 

Massa aksi FPI 1812

POKROL - Polda Metro Jaya menahan 455 pengikut Rizieq Shihab karena menolak tes cepat COVID-19 selama unjuk rasa "1812" di kawasan Monumen Nasional (Monas).

"Sebanyak 455 orang itu berada di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya (Polda Metro Jaya)," kata Kombes Yusri Yunus, juru bicara Polda Metro Jaya, di Jakarta, Sabtu 19 Desember 2020.

Yusri Yunus menjelaskan, ke-455 orang itu ditangkap pada Jumat karena menolak mengikuti kebijakan operasi kemanusiaan polisi yang mewajibkan 1.812 pengunjuk rasa menjalani rapid test COVID-19.

"Mereka yang ditahan adalah pengunjuk rasa yang menghindari operasi kemanusiaan (tes cepat COVID-19)," tambahnya.

Polisi kemudian melakukan tes cepat terhadap 455 tahanan, dan hasilnya menunjukkan bahwa 28 dari mereka dinyatakan reaktif terhadap COVID-19, kata Yunus.

“Ada 28 orang yang reaktif dan kita bawa ke Wisma Atlet (RS Gawat Darurat COVID-19) untuk tes swab. Sudah kita taruh di sana. Kita tunggu (hasilnya) dari Wisma Atlet yang kompeten. Apa Hasilnya, mereka yang tahu, ”kata Yusri Yunus.

Polda Metro Jaya pada Jumat membubarkan paksa aksi unjuk rasa "1812" yang diikuti anggota beberapa ormas, termasuk Persaudaraan Alumni 212 (PA), FPI (Front Pembela Islam), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF), yang diadakan di Istana Merdeka, Jakarta.

Polisi menyatakan bahwa mereka tidak memberikan izin kepada simpatisan Rizieq Shihab yang mengutarakan pendapat di depan umum di tengah pandemi.

Yusri Yunus mengatakan, Polda Metro Jaya tidak memberikan izin unjuk rasa menuntut pembebasan Rizieq Shihab yang dipenjara karena melanggar protokol kesehatan terhadap pandemi COVID-19 saat menggelar pernikahan putrinya bertepatan dengan maulid (peringatan Maulid). kelahiran Nabi Muhammad) November lalu.

“Saat terjadi pandemi COVID-19, penularan di Jakarta cukup tinggi. Kami berharap mereka paham bahwa tidak boleh ada aktivitas keramaian,” kata Yusri Yunus.

Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan operasi kemanusiaan untuk memutus rantai COVID-19, kata Yunus.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan TNI juga telah melakukan 3T (pengujian, penelusuran dan perawatan) di daerah-daerah dalam operasi besar-besaran dan preventif untuk mencegah penularan COVID-19, tambahnya.

Tidak ada komentar

Thank you for your kind comment, we really appreciate it.